Muhsin Ali Mabrur: Diskusi Bukan Budaya Orang Bekasi? Justru Rembuk Itu Kearifan Lokal Kita!
![]() |
| Ketua Bidang Olahraga dan Kesehatan MPD Pemuda ICMI Kota Bekasi, Muhsin Ali Mabrur |
Bekasi, Pers Marhalah
Usai sukses menyelenggarakan Leadership Camp 2025, Pemuda ICMI Kota Bekasi menegaskan komitmennya untuk melanjutkan semangat kepemimpinan dan intelektualitas di kalangan muda lewat serangkaian program selanjutnya.
Antara lain dengan mengadakan diskusi bulanan terbuka serta rekrutmen anggota baru bagi para peserta yang ingin terlibat lebih jauh dalam Gerakan kepemudaan berbasis intelektual.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Bidang Olahraga dan Kesehatan MPD Pemuda ICMI Kota Bekasi, Muhsin Ali Mabrur ketika diwawancarai setelah acara selesai.
“Setelah leadership camp 2025 ini, kami akan melanjutkan dengan kajian rutin bulanan. Sebelumnya, kami memang sudah rutin berdiskusi, tapi sifatnya masih internal. Ke depannya, kegiatan ini akan melibatkan teman-teman peserta agar cakupannya lebih luas,” ucap Mabrur ketika diwawancarai LPM Marhalah ‘Ulya. (26/10/2025)
Mabrur pun menambahkan, pihak ICMI Kota Bekasi tengah menyiapkan rekrutmen anggota baru. Namun, proses itu tidak dilakukan secara instan, melainkan butuh beberapa tahapan pembinaan.
“Rekrutmen akan kita buka, tapi tidak serta-merta bergabung. Kami ingin memastikan mereka benar-benar mempunyai minat, salah satu tahapannya adalah mengikuti diskusi terlebih dahulu. Supaya tidak sekadar bergabung dan berstatus anggota,” tambahnya.
Lebih jauh dari itu, Mabrur menekankan bahwa pemuda ICMI berupaya menghidupkan kembali tradisi intelektual melalui budaya diskusi.
Ia menyadari bahwa tidak banyak Masyarakat Bekasi, sadar bahwa budaya rembuk (diskusi) sudah menjadi bentuk dari kearifan lokal Bekasi.
“Kalau ada yang bilang diskusi bukan budaya orang Bekasi, saya pikir perlu diluruskan. Rembuk itu budaya kita juga, bermusyawarah menuju suatu kesepakatan dan tujuan yang sama,” jelasnya.
Mabrur pun menegaskan bahwa hasil diskusi di forum Leadership Camp bukan sekadar wacana atau obrolan ringan ala warung kopi, melainkan memiliki arah dan kekuatan dorongan nyata.
“Kalau dirumuskan bersama lewat organisasi, hasilnya bukan cuman jadi obrolan kosong. Tapi mempunyai daya dorong yang kuat karena lahir dari diskusi panjang yang ilmiah,” tegasnya.
Baginya, nilai terpenting dari terselenggaranya kegiatan ini merupakan bentuk pola pikir kolektif yang berdasarkan pada rasionalitas dan argumentasi logis.
“Dalam forum pendapat boleh berbeda, tapi harus bisa dipertanggungjawabkan. Kalau tidak rasional dan tidak masuk akal, ya bisa disanggah,” katanya Lugas.
Menyoroti soal gap generasi dalam berdiskusi, antara yang muda dan yang lebih tua. Menurutnya, kita harus memahami fase usia dan karakter tiap kelompok supaya komunikasi dan diskusi berjalan efektif.
“Kita harus tahu bagaimana berkomunikasi dengan teman-teman yang usianya 15-25 tahun, beda dengan yang 25-40 tahun. Minat dan egoismenya berbeda-beda,” jelasnya.
Sebagai Ketua bidang olahraga dan Kesehatan di MPD Pemuda ICMI Kota Bekasi, Mabrur menegaskan bahwa seluruh bidang di organisasi ini saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
“Walau saya di bidang olahraga dan Kesehatan, semua bisa dikerjakan bersama,” tutupnya dengan senyum.
Reporter: Shopyan Hadi
Penulis: Alief Hafidzt


Posting Komentar untuk "Muhsin Ali Mabrur: Diskusi Bukan Budaya Orang Bekasi? Justru Rembuk Itu Kearifan Lokal Kita! "