Ketua PDM: Pemuda Harus Jadi Teladan dalam Toleransi dan Persatuan
![]() |
| Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bekasi Zahrul Hadiprabowo |
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bekasi Zahrul Hadiprabowo mengungkapkan bahwa dalam momentum Sumpah Pemuda ke-97, sudah sewajarnya jika pemuda khususnya di Kota Bekasi untuk saling mengukuhkan semangat persatuan.
Hal ini ia ungkapkan usai mengisi acara Hari Sumpah Pemuda dengan tema “Menyadarkan Peran Pemuda : Sebagai Penggerak Peradaban Bangsa dalam Pendidikan dan Ekonomi Untuk Menghadapi Tantangan Global" yang diadakan di Aula STAI Al Marhalah Al-'Ulya, Bekasi, Selasa (28/10/2025).
Zahrul menuturkan bahwasanya pemuda selalu dikaitkan dengan masa depan sebuah bangsa, selain itu pemuda juga memiliki keyakinan untuk terus maju dan bergotong royong dalam mencapai kerukunan.
“Kalau kita bicara pemuda, itu artinya bicara harapan bangsa. Pemuda itu punya semangat, punya kekuatan, dan punya keinginan untuk maju. Tapi semangat itu jangan hanya untuk diri sendiri, harus juga untuk membangun persatuan," ujarnya.
Baca juga: Aan Rukmana dan Sunaryo : Menghindari Doktrinisasi Pendidikan dan Membangun Islam yang Menghargai Perbedaan
Ia menjelaskan bahwa perbedaan dalam suatu golongan terutama Nadhlatul Ulama (NU) dengan Muhamadiyah saat ini menjadi hal yang normal bagi kedua warganya.
“Dulu masalah ikhtilaf atau khilafiyah itu sangat dipertajam. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Di masjid Muhammadiyah, imamnya bisa dari warga NU," tuturnya.
Zahrul menceritakan ketika pada saat itu perbedaan antara penggunaan qunut dalam salat subuh diantara warga NU dan Muhammadiyah, Namun pada saat ini permasalahan itu tidak terlalu dihiraukan bagi keduanya.
"Sebelumnya itu qunut, tapi ketika ada warga Muhammadiyah yang tidak qunut, ternyata itu tidak jadi masalah. Begitu juga sebaliknya," jelasnya.
Ia menuturkan bahwa dalam praktek sambutan seringkali warga NU mengucapkan dengan tambahan taala pada setiap salamnya sedangkan Muhammadiyah tidak menggunakan itu, tetapi pada saat ini keduanya sudah saling bertoleransi dalam permasalahan tersebut.
“Kalau dalam sambutan ada ucapan ‘Assalamualaikum warahmatullahitaala wabarakatuh’, itu biasanya NU. Yang tidak pakai taala itu Muhammadiyah. Tapi sekarang banyak yang pakai taala juga. Itu artinya sudah saling memahami. Sama-sama baik, sama-sama Islam," imbuhnya.
Baca juga: Perjalanan Menakjubkan: Saat Islam Menyatukan Rusia dalam Kepelukannya
Zahrul mengingatkan kepada masyarakat bahwa hal-hal perbedaan merupakan suatu yang wajar bagi setiap masyarakat, hal itu menandakan Identitas suatu golongan tetapi bukan tetapi perbedaan tersebut membuat jarak antara golongan satu dan lainnya.
“Saya selalu katakan kepada teman-teman, jangan pernah digede-gedein perbedaan itu. Itu hanya bagian dari identitas. Tapi kita tetap satu, tetap sama-sama Islam. Jadi jangan sampai perbedaan itu membuat kita berjarak," ungkapnya
Zahrul mengajak setiap pemuda khususnya di Kota Bekasi untuk saling menghormati ajaran satu sama lain, ia meminta untuk masyarakat tidak mudah terpancing provokasi dalam isu yang dapat memecah belah satu sama lain.
Ia juga mengungkapkan bahwa jika pemuda bisa menjaga persatuan satu sama lain. Maka pondasi toleransi Bangsa Indonesia akan semakin kokoh.
“Intinya, pemuda harus jadi teladan dalam hal toleransi. Jangan cepat tersulut oleh provokasi atau hal-hal yang bisa memecah belah. Kalau para pemuda bisa menjaga persatuan, bangsa ini akan semakin kuat," pungkasnya.
Penulis: Fathur Rohman

Posting Komentar untuk "Ketua PDM: Pemuda Harus Jadi Teladan dalam Toleransi dan Persatuan"