"Dosen Bicara Soal Kolaborasi dan Peran Organisasi: Jangan Lagi BEM Jalan Sendiri"
![]() |
Ilustrasi Gambar BEM dan Civitas Akademik |
Bekasi, Persmarhalah
Siang hari yang panas membuat kami lelah, dan beristirahat di ruang dosen sejenak. Dengan secangkir kopi dan gorengan yang hampir habis.
Di depan kami duduk bersantai seorang dosen yang sudah puluhan kali mendampingi mahasiswa menghadapi dilema dunia kampus (kata) nya.
Semeraut dunia kampus yang sebenarnya tidak melulu soal IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dan Tugas kuliah yang kian menumpuk.
Dosen itu bercerita, bukan dengan nada menggurui, tetapi dengan nada berapi-api dan penuh dengan harapan.
"Organisasi Mahasiswa itu punya peluang besar untuk menjalankan program strategisnya," ujarnya membuka obrolan. Sayangnya, banyak program dan kegiatan mereka yang berhenti pada seremonial belaka.
Baginya, kegiatan mahasiswa, terutama yang diusung oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Marhalah (BEM-KAMMALAH), seharusnya mampu mencuptakan hasil yang konkret.
Terlebih, bisa di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) kan. Begitulah istilah akademik yang ia gunakan.
Kegiatan yang bagus dan sesuai dengan kampus, bukan hanya poster, spanduk, dan dokumentasi instagram, melainkan menghasilkan karya yang memiliki nilai akademik dan nilai sosial.
"Kegiatan seperti pelatihan menulis, workshop mendeley atau publish or perish. Sehingga Mahasiswa mampu mempublikasikan karya ilmiahnya. Ini semua sangat berguna sekali," pungkasnya.
Kegiatan inilah yang diinginkan oleh seluruh civitas akademik, agar menyempurnakan akreditasi.
Terlebih kegiatan semacam ini sangat berguna bagi mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsinya.
"Terutama untuk mahasiswa semester akhir yang mau skripsi. Jadi, nanti mereka tidak kaget saat diwajibkan publikasi," katanya sambil tersenyum.
Ia lalu menyampaikan bahwa kegiatan non-akademik seperti workshop dan pelatihan, sebaiknya diselenggarakan minimal empat kali dalam satu semester. Tidak harus mewah dan tidak pula harus menghadirkan narasumber hebat.
"Teman sebaya kalian pun, bisa dijadikan narasumber, jika betul-betul berkompeten. Kegiatan semacam inilah yang memiliki dampak," ujarnya.
Selain itu, dia tidak menutup mata pada kenyataan bahwa selama ini koordinasi antara BEM, UKM, Prodi, dan seluruh civitas akademik sering kali longgar.
Masing-masing berjalan sendiri, tanpa duduk bersama untuk merancang arah gerak yang sama dan bermanfaat bagi Mahasiswa dan kampus.
Padahal menurutnya, Justru posisi inilah BEM seharusnya bisa menunjukan fungsi dan perannya dengan strategis.
Ia kemudian membagikan pengalamannya ketika berkunjung ke gontor.
"Di Gontor, mahasiswa diberikan satu juta dari kampus. Tetapi ada syaratnya, mereka harus menciptakan produk atau karya yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,"
Di kampus kita juga bisa kok, banyak sekali luaran yang dihasilkan mahasiswa seperti, jurnal, buku, artikel, dan lain sebagainya. Apapun bentuknya, sesuaikan dengan prodi kampus kita.
"Di sini juga bisa kok, Mahasiswa PAI misalnya, bisa membuat buku, artikel, atau bahkan kerajinan seperti kaligrafi, lukisan yang memang mempunyai nilai jual dan dakwah," tegasnya.
Lebih dari sekedar kegiatan, ia berbicara terkait kontribusi nyata dari BEM dan Ormawa lainnya. Bagaimana organisasi mampu membawa perubahan dari meja kuliah ke meja non-akademik.
Bagaimana lajunya roda organisasi bisa menjelma menjadi sebuah karya yang bermanfaat.
"Hal yang perlu diingat adalah kegiatan BEM jangan hanya menjadi satu acara dan tidak ada hasil. Dari setiap acara harus ada hasil yang terintegrasikan dengan pihak kampus," tutupnya.
Wawancara hari ini tak sekedar soal BEM dan Program kerja. Ia merupakan refleksi tentang bagaimana kampus seharusnya menjadi ladang menanam pengetahuan, baik akademik maupun non-akademik. Dan bagaimana peran dosen bukan sebagai pengajar belaka, tetapi menjadi sahabat dalam berpikir dan berproses.
Ketika wawancara selesai dan bersalaman, kami mulai menyadari ada satu hal yang tertinggal.
"Kampus bukan sekedar tempat belajar. Ia adalah ladang menanam pengetahuan. Dan mahasiswa, jika diberi ruang dan kepercayaan, dapat menanamkan perubahan yang bersifat kontinuitas"
Posting Komentar untuk ""Dosen Bicara Soal Kolaborasi dan Peran Organisasi: Jangan Lagi BEM Jalan Sendiri""