Dari Robbins hingga Hadi Winarno: "Pentingnya Organisasi bagi Mahasiswa"
![]() |
Ilustrasi |
Bekasi, Pers Marhalah
Organisasi bagi Mahasiswa bukan sekadar aktivitas meribetkan di luar ruang kelas, melainkan wahana penting untuk membangun karakter, pengembangan potensi, hingga Leadership.
Menurut Robbins (1994:4), "Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah Batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan Bersama atau sekelompok tujuan."
Mahasiswa itu sendiri secara historis memiliki peran sebagai Agent of Change (agen perubahan) dan Guardian of Value (penjaga nilai).
Peran ini bukan simbolik semata, melainkan menuntut perwujudan nyata dalam bersikap, Gerakan, dan kontribusi sosial.
Dengan berorganisasi, mahasiswa belajar bagaimana caranya mengambil keputusan bersama, bagaimana caranya mengatur Waktu, melatih cara berkomunikasi yang efektif, sampai beradaptasi dengan dinamika kepemimpinan.
Semua hal yang disebutkan di atas merupakan modal krusial untuk berkontribusi langsung di masyarakat.
Hal ini pula yang ditekankan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Hadi Winarno, dalam pemaparan "Pentingnya Mahasiswa Berorganisasi" pada Sabtu (6/9/2025).
Ia mengingatkan bahwa kecerdasan akademik saja tidaklah cukup tanpa keterampilan komunikasi dan kemampuan mengembangkan diri.
![]() | ||
Dokumentasi (Pemaparan materi, Hadi Winarno) |
"Pintar itu pasti, karena kalian mendapatkan ilmu di STAI Al-Marhalah Al 'Ulya. Hidup itu bukan hanya tentang pengetahuan, tapi harus bisa berkomunikasi juga, dan itu hanya didapatkan dalam organisasi," tegas Hadi Winarno pada acara Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa).
Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya berpartisipasi aktif dalam organisasi mahasiswa, sebagai wadah pengembangan kualitas diri mahasiswa.
Tak hanya itu, ia bahkan memberi peringatan agar tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang- kuliah pulang), karena hal itu dapat membatasi potensi pengembangan diri mereka.
"Jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu. Karena, menjadi mahasiswa kupu-kupu hanya pintar saja, tapi tidak bisa melaksanakan pengembangan diri. Pengembangan diri itu sangat penting untuk kehidupan kita," tambahnya.
Ungkapannya selaras dengan Kartono (2016) yang mengatakan, "Organisasi mahasiswa adalah miniatur masyarakat yang mengajarkan praktik demokrasi, manajemen konflik, dan komunikasi sosial."
Dengan demikian, baik secara teori maupun praktik, berorganisasi terbukti menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat.
Kampus memberikan ruang, para dosen memberi dorongan, dan mahasiswa dituntut mengambil peran aktif.
Sebab, ilmu pengetahuan saja tidak akan bermakna, jika tidak dilengkapi dengan keterampilan hidup yang terasah di organisasi.
"Organizations are tools people use to coordinate their actions to obtain something they desire or value" Gareth R. Jones (2013)
Penulis: Alief Hafidzt
Posting Komentar untuk "Dari Robbins hingga Hadi Winarno: "Pentingnya Organisasi bagi Mahasiswa""