Berani Hadapi Sidang Komprehensif? Ini Tantangan yang Kerap Dirasakan Mahasiswa!
![]() |
ilustrasi (persmarhalah.com) |
Bekasi, Pers Marhalah
Pelaksanaan sidang komprehensif di STAI Al-Marhalah Al-‘Ulya Bekasi tidak hanya menjadi momentum akademik penting bagi mahasiswa tingkat akhir, tetapi juga mencerminkan kesiapan mental dan intelektual mereka dalam menghadapi ujian akhir studi.
Namun di balik jalannya sidang, tersimpan berbagai kisah perjuangan mahasiswa yang harus berhadapan dengan tantangan, mulai dari menjaga motivasi, konsistensi belajar, hingga ketahanan mental ketika menghadapi pertanyaan para dosen penguji.
Ketua Prodi PAI STAI Al-Marhalah Al-‘Ulya Bekasi, Ahmad Zamakhsari, menyoroti kesiapan mental sebagai faktor krusial yang kerap terabaikan.
Menurutnya, banyak mahasiswa mengalami kondisi “mental down” bahkan sebelum sidang dimulai.
“Persiapan ini penting. Banyak mahasiswa yang mentalnya jatuh saat ditanya. Akhirnya mereka tidak fokus, buyar, dan kesulitan menjawab dengan baik,” ungkap Zamakhsari saat ditemui pewarta.
Padahal, pihak kampus telah memberikan kisi-kisi sebagai panduan sebelum pelaksanaan sidang.
Meski demikian, kesiapan itu sering tidak sejalan dengan performa mahasiswa ketika berhadapan langsung dengan penguji.
“Kisi-kisi sudah jelas, mulai dari fikih, ushul fikih, dan lainnya. Misalnya ada mahasiswa yang bilang sudah belajar rumpun agama dan pendidikan, tapi nyatanya mental tetap sangat berpengaruh terhadap jawaban mereka,” tambahnya.
Selain soal mental, kendala ekonomi juga menjadi hambatan yang sering dihadapi mahasiswa.
Wathroh Mursyidi, salah satu dosen, menilai faktor ini bukan satu-satunya penyebab, tetapi juga motivasi dan manajemen waktu mahasiswa.
“Bukan hanya ekonomi. Ada yang terkendala motivasi, ada juga karena terlalu banyak kegiatan, atau sibuk bekerja,” jelasnya.
Persoalan teknis pun turut menjadi sorotan. Eva Dwi Kumalasari, dosen STAI Al-Marhalah Al-‘Ulya, menuturkan bahwa pedoman penulisan skripsi memang sudah tersedia, tetapi saat ini sedang direvisi.
“Buku merah pedoman skripsi sebenarnya sudah ada. Hanya saja, edisi lama sedang diperbarui dan dicetak ulang. Proses percetakan sudah berjalan, soft file-nya juga sudah dicek ulang agar tidak ada kesalahan sebelum dipublikasikan,” terangnya.
Lebih lanjut, Eva menjelaskan bahwa pihak kampus juga berupaya membekali mahasiswa dengan keterampilan tambahan melalui kolaborasi antar-dosen.
Misalnya, ia bersama Nur Laily Fauziah, dosen PAI, memberikan bimbingan terkait penyusunan Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Meski permasalahan mahasiswa akhir cukup kompleks, para dosen berpesan agar kendala tersebut dapat diantisipasi sejak semester awal.
Wathroh mengingatkan pentingnya keseimbangan antara aspek spiritual, akademik, dan organisasi.
“Kalian harus menjadi manusia seimbang. Mulai dari iman, rasa syukur kepada Allah, hingga kemampuan akademik dan organisasi. Semua potensi yang Allah berikan harus dijalankan dengan baik,” pesannya.
Sementara itu, Zamakhsari menekankan pentingnya membuat target capaian sejak awal kuliah.
“Dari semester satu hingga akhir harus jelas targetnya. Semester pertama harus bisa apa, lalu semester berikutnya apa lagi, supaya lulusnya tepat waktu, bukan sekadar lulus di waktu yang tepat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Eva menambahkan bahwa kelulusan tepat waktu bahkan lebih cepat bukanlah hal yang mustahil.
“Kalau serius kuliah, insyaallah bisa lulus tepat waktu, bahkan tiga setengah tahun. Kuncinya semangat, belajar sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan tanggung jawab, tidak sekadar menyalin, serta menjaga kehadiran. Kalau itu dilakukan, insyaallah lulus lebih cepat,” pungkasnya.
Dengan berbagai masukan dari dosen penguji, sidang komprehensif diharapkan tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga menjadi momentum refleksi mahasiswa untuk memperkuat mental, meningkatkan motivasi, serta mempersiapkan diri menuju tahap akhir penyusunan skripsi.
Lebih dari itu, sidang ini menjadi pengingat bahwa kesuksesan akademik tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, melainkan juga oleh kesiapan mental dan spiritual.
Reporter: Astrid Asvela
Penulis: Alief Hafidzt
Posting Komentar untuk "Berani Hadapi Sidang Komprehensif? Ini Tantangan yang Kerap Dirasakan Mahasiswa!"