Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PKM PIAUD: Sinergi Pembelajaran Kontekstual dan Parenting Islami di Tengah Kepedulian Ekologis

 

Dosen Piaud bersama dengan mahasiswa Piaud (Foto: Persmarhalah)

Bekasi, Persmarhalah

Mengangkat semangat kebangsaan dalam keberagaman, mahasiswa bersama dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. (27/6/2025)

Pelaksanaan PKM tahun ini mengusung tema "Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan Laut", sekaligus menjadi bentuk konkret dalam pengamalan nilai-nilai Tridharma Perguruan Tinggi. 

Pemilihan tema PKM kali ini bukan tanpa alasan. Dosen Pembimbing, Purwani Kusumawati Wijaya, mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan budaya, hayati, dan geografis yang amat luas.

"Tema ini dipilih dengan pertimbangan diversity Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki keberagaman yang luas," ungkap Purwani dalam wawancara bersama persmarhalah.

Baca juga: PKM di Pulau Untung Jawa: Saat Laut Menjadi Media Pembelajaran Anak Usia Dini

Proses pemilihan lokasi PKM dilakukan dengan mempertimbangkan kekayaan alam wilayah Kepulauan. Menurutnya, Pulau Untung Jawa menawarkan ruang belajar secara kontekstual dan inspiratif.

"Lokasi ini kami pilih berdasarkan keragaman kekayaan alam Indonesia sehingga kami para dosen percaya bahwa guru yang luar biasa dapat ditempatkan dimana saja dan kapan saja," katanya.

Lebih lanjut, suasana lingkungan belajar seperti ini, menantang kreativitas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kondisi setempat.

"Kami berharap, mahasiswa dapat mengemas pembelajaran kontekstual sesuai dengan lingkungan kelautan yang dekat dengan anak usia dini," ujar Purwani.

Pembelajaran pun tetap dikemas dengan nuansa Islami, yang menekankan rasa syukur kepada Allah atas segala ciptaan-Nya, serta membentuk adab dan perilaku anak yang mencerminkan nilai keislaman.

"Pembelajaran ini pun dikemas dengan nuansa keislaman, kami menekankan bahwa adab perilaku keislaman diterapkan, mensyukuri kehebatan Allah Swt yang menciptakan alam dengan kehebatan-Nya, sehingga masing-masing anak dapat mengetahui begitu banyaknya keanekaragaman hayati (flora dan fauna) yang ada disekitarnya," tambahnya.


Selain itu, persiapan PKM ini diawali dengan pembentukan tim advance yang bertugas untuk memetakan kebutuhan pada saat kegiatan berlangsung. 


"Dalam mematangkan persiapan ini, kami mengutus tim advance untuk mengecek segala kebutuhan dan keperluan tim PKM, sekolah, dan Masyarakat. 

Baca juga: Mengabdi di Pinggir Laut: PKM PIAUD Tanamkan Empati, Inovasi, dan Karakter Pendidik

Di sisi lain, para dosen merancang program parenting dengan tema khusus, anti-bulliying. Kegiatan ini menjadi bentuk keprihatinan terhadap meningkatnya kasus perundungan anak dan upaya menguatkan kembali peran orang tua sebagai pendidik utama di rumah.

"Hal ini diangkat karena terus meningkatnya angka bullying yang terjadi beberapa waktu belakang ini. Keprihatinan terhadap fenomena, membuat kita harus meng-counter agar tidak terus menerus terjadi, sehingga diharapkan trendnya menurun," kata Purwani.

Menurutnya, yang menjadi sorotan utama bahwa peranan utama orang tua sebagai panutan yang luar biasa bagi diri anak. Orang tua bertugas untuk memberikan pengasuhan dan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

Kegiatan utama pada PKM ini terbagi menjadi dua, PKM Mahasiswa dan PKM Dosen. Mahasiswa fokus pada pembelajaran kontekstual berbasis Ekologi yang dilaksanakan di ruang terbuka bersama anak-anak usia dini. 

Sementara itu, para dosen melaksanakan PKM yang berfokus pada program parenting kepada orang tua.

"PKM Mahasiswa berbentuk Kegiatan pembelajaran kontekstual berbasis alam lingkungan laut. Sedangkan, PKM Dosen berbentuk program parenting bagi orang tua " ungkapnya.

Sinergi antara mahasiswa dan dosen ini bukan hanya berbentuk ruang belajar alternatif bagi anak-anak, tetapi juga memperkuat peran orang tua sebagai bagian dari proses pendidikan.

Purwani mengatakan, PKM ini menjalin kerja sama resmi dengan SPS Bale Bermain Bunga Mawar yang berlokasi di Pulau Untung Jawa. 

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU (Momerandum of Understanding) dan IA (Implementation Agreement), sebagai bentuk dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Indikator keberhasilan PKM telah dirancang dengan matang, di antaranya adalah meningkatkan pemahaman guru terhadap pendekatan pembelajaran kontekstual, keterlibatan orang tua, dan pembelajaran bermakna pada anak. Model seperti inilah, yang diharapkan dapat direplikasikan di wilayah Kepulauan lain.

 "Peningkatan kompetensi guru, partisipasi orang tua, pembelajaran yang lebih bermakna bagi anak, serta terbentuknya model praktik pembelajaran kontekstual yang dapat direplikasi di wilayah kepulauan," ungkapnya

Selain itu, penanaman nilai kepedulian ekologis sejak dini menjadi target jangka panjang dari keseluruhan proses Pengabdian Kepada Masyarakat.

"Membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar dan upaya menanamkan nilai-nilai kepedulian ekologis sejak dini," ujarnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan, dosen secara aktif melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap mahasiswa. Mereka mengamati proses persiapan hingga saat mahasiswa mengajar langsung di lapangan.

"Para Dosen memperhatikan bagaimana mahasiswa mempersiapkan PkM hingga akhir kegiatan PKM. Terutama pada saat mahasiswa terjun langsung menghadapi anak usia dini dalam pembelajaran," kata Purwani.

Purwani mengungkapkan dokumentasi berupa gambar diam dan gambar gerak menjadi data pendukung dalam proses evaluasi dan pemantauan. 

Dari tahun ke tahun, PKM pasti dilaksanakan dengan konsep yang berbeda. Pada PKM sebelumnya, konsep yang diangkat adalah permainan tradisional dan eksperimen sains sederhana. 

Sedangkan, pelaksanaan PKM kali ini, mahasiswa dihadapkan langsung pada tantangan alam dan lingkungan sebagai ruang belajar terbuka.

"Tentu saja berbeda. Tahun sebelumnya kami mengangkat tema yang terkait dengan permainan tradisional sebagai kearifan lokal dan Bermain sains untuk mengembangkan kemampuan anak usia dini," tuturnya.

Di akhir sesi wawancara, Purwani menyampaikan apresiasinya terhadap performa mahasiswa yang dinilai melebihi ekspektasi. Terutama dalam hal komunikasi dengan anak dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru.

"Kemampuan mahasiswa dalam mengelola kegiatan PkM diluar ekspektasi. Mahasiswa bisa sangat luwes dalam berkomunikasi dengan anak, sehingga orang tua pun merasa dapat mempercayakan anak-anak mereka kepada mahasiswa PKM," pungkasnya.


Penulis: Alief Hafidzt 

Posting Komentar untuk "PKM PIAUD: Sinergi Pembelajaran Kontekstual dan Parenting Islami di Tengah Kepedulian Ekologis"