Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akulah Sang Agen Penggerak Bangsa yang Terjebak dalam Ilusi Kebenaran

Agen Penggerak Bangsa Terjebak dalam Ilusi Kebenaran
Agen Penggerak Bangsa Terjebak dalam Ilusi Kebenaran (Foto: Persmarhalah.com)
Aku adalah Agen (Wakil) penggerak tonggak bangsa, melalui kampus aku menebarkan kebenaran dalam sebuah ilusi. Bacaan dan pengalamanku bukanlah rekaman palsu, tapi sebuah bukti di pajangan sosial mediaku.
Ditambah, kritik adalah makananku, tapi itu pun ku terima dengan dua persyaratan. Pertama, ia harus membangun solusi. Kedua, kau harus terjun bersamaku. Jangan hanya kau suguhkan, tapi kau juga harus melahapnya.
Dari dua paragraf itu, entah mengapa, kok rasanya tukang warung lebih berpikir meracik kopi dibandingkan sang Agen Penggerak Bangsa, Mereka tahu takaran yang pas atas racikannya. Aku berpikir, maka akan kubuatkan panduan dalam meracik bangsa, karena tak semudah meracik kopi, bukankah begitu?
Ku buka lembaran memori otakku, kudapati kritik itu penuh dekonstruksi pemikiran ilusi kebenaran yang ku yakini. Tak sesederhana kepercayaan agama yang kubingkai dalam hati. Benarkah seperti itu?
Rumit ya? Sebenarnya tidak rumit kok, hanya saja sering kau lukai pikiranmu dengan nutrisi kebohongan pengetahuan.
Baca Juga:
Sebelum hatimu mendidih, mari suguhkan kehangatan melalui puisi yang kutulis ini. Mudah-mudahan kehangatan itu kita rasakan berdua ya, hehehe.
Menumpuk tumpukan bingung di kala kumpul
Sehingga pikiranmu tumpul
Tiada buku kunci sebagai simpul
Yang menguatkan tali arah panduan kita berkumpul

Titik kosong hanya menjadi simpulan kebohongan kata
Tanpa kompas hanya hadir sebagai canda ria
Nyatanya, penggerak bangsa kosong data
Di era pertempuran data yang menjadi penguasa
Gimana puisinya sudah menghangatkan belum? Jika belum, mari lanjutkan perbincangan hangat ini dengan merebus kepala keras dengan kata-kata bernutrisi, agar kita dapat saling mengerti satu sama lainnya.
Gak percaya? bukankah sebuah hubungan dibangun atas rasa percaya satu sama lainnya?. Begitu pula kebenaran, dibangun atas hubungan kepercayaan kata melalui data. Data memang tak selalu menunjukkan fakta, tapi ia menunjukkan, jika aku berpikir, maka aku ada.
Menjadi penggerak bangsa bukanlah pijakan yang mudah ditapaki. Tapi, ia tangga licin yang tidak mudah kau lalui. Manusia yang terikat oleh esensi kata, kalimat dan teks, setidaknya ia masih berpikir untuk melaksanakan sesuatu. Dibandingkan, manusia yang terjebak dalam ilusi kebenaran yang terus menggerogoti jiwanya. 
Ingatlah era data bukan hanya kau peka terhadap sosial media atau yang kita tahu dengan era digitalisasi. Melainkan, era ini kau seharusnya hubungkan bacaan dan pengalamanmu melalui keterbukaan informasi dan mencari sisi-sisi kebenaran dari setiap manusia yang kau temui.
Bukankah mencari kebenaran dunia yang absolut, nampak tak benar-benar ada?. Di hadapan sang hakim agung pencipta alam lah kebenaran hakiki terungkap dalam jawaban-jawaban yang diberinya. "Tak ada jawaban yang benar-benar pasti di dunia. Namun, masih terdapat fakta yang harus kau bangunkan dari lubuk hatimu melalui data yang mengerti rasa serta logika".
Penulis: Shopyan Hadi

Posting Komentar untuk "Akulah Sang Agen Penggerak Bangsa yang Terjebak dalam Ilusi Kebenaran "