Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wakil Rektor IAIN Pontianak Bahas Kehidupan Ruh dalam Haul ke-23 KH Muhammad Muhajirin

Prof. Dr. Saifuddin Herlambang, Wakil Rektor II IAIN Pontianak ketika menyampaikan hikmah haul di Ma'had Annida Al-Islamy pada Minggu (01/06/2025). 

Bekasi, Persmarhalah

Wakil Rektor II IAIN Pontianak, Prof. Saifuddin Herlambang, menjadi salah satu pembicara dalam acara haul ke-23 almarhum KH Muhammad Muhajirin. Dalam ceramahnya, ia menjelaskan konsep kehidupan ruh setelah kematian dengan merujuk pada ayat Al-Qur’an dan perumpamaan sehari-hari.  

"Jangan katakan orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Mereka itu sebenarnya hidup, hanya saja kamu tidak merasakannya," ujarnya, mengutip Surat Al-Baqarah ayat 154.  

Menurut Saifuddin, ruh manusia tidak mengenal usia dan tetap hidup meskipun jasadnya telah tiada. Ia mencontohkan almarhum KH Muhajirin yang meski telah wafat, diyakini ruhnya tetap eksis. 

"Ruh itu tidak punya usia. Ia tetap hidup. Hanya kita yang tidak merasakannya," jelasnya.  

Baca juga: Haul Syaikhuna Muhajirin Amsar: Melihat Keabadian Pesan dan Jejak Lewat Keluarga dan Cucu Tercinta


Dalam penjelasannya, ia juga menyampaikan bahwa pengetahuan manusia tentang ruh sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Isra ayat 85 yang menyatakan bahwa ilmu tentang ruh hanya sedikit yang diberikan kepada manusia. Namun, menurutnya, sedikitnya pengetahuan itu justru memudahkan pemahaman.  

"Ilmu ruh itu seperti mencicipi rendang. Kita tidak perlu menghabiskan 100 kilo rendang untuk tahu rasanya. Cukup satu suap, kita sudah paham," katanya, disambut tawa hadirin.  

Selain itu, ia memaparkan perbedaan antara silaturahmi di alam nyata (nasut) dan alam ruh (malakut). 

"Pertemuan kita ini di alam nasut penuh kebohongan dan ketidaktulusan. Tapi di alam malakut, ruh-ruh saling menyapa tanpa batas," ucapnya.  

Ia menekankan pentingnya mendoakan orang yang telah meninggal. "Ruh orang muslim yang didoakan akan menyambut ruh baru yang datang. Sebaliknya, yang tidak pernah didoakan, tidak ada yang menyambutnya," jelasnya.  

Mengenai syarat berkumpulnya keluarga di surga, Saifuddin mengutip Surat Ar-Ra’d ayat 23. "Allah berfirman bahwa hanya orang-orang saleh yang akan dikumpulkan bersama di surga. Tidak ada pengecualian," tegasnya.  

Baca juga: Haul yang Tak Terlupakan: Gus Ulil dan Nilai Kehidupan dari Syaikh Muhajirin

Dalam kesempatan itu, ia juga membedakan antara istighfar dan taubat. "Istighfar adalah memohon ampun agar terhindar dari dampak dosa. Sedangkan taubat adalah permohonan ampun disertai tekad untuk tidak mengulangi dosa," paparnya.  

Ceramah ditutup dengan sebuah perumpamaan tentang kasih sayang Allah. "Seorang ibu tidak membuang panci hanya karena anaknya buang air di dalamnya. Ia membersihkannya. Begitu pula Allah, selama ada kebaikan dalam diri hamba-Nya, Dia tidak akan membuangnya," ujarnya.  

Ia berpesan agar keluarga senantiasa menjaga nilai-nilai kebaikan. "Satu orang saleh dalam rumah tangga bisa menjadi penyelamat bagi seluruh anggota keluarganya," pungkasnya.  

Acara haul tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh agama, santri, alumni serta masyarakat umum. Pesan-pesan spiritual yang disampaikan mendapat respons positif dari para hadirin.

Penulis : M. Fathur Rohman 

Pewarta: Shopyan Hadi

Posting Komentar untuk "Wakil Rektor IAIN Pontianak Bahas Kehidupan Ruh dalam Haul ke-23 KH Muhammad Muhajirin"